PENGERTIAN KETERAMPILAN MENULIS SEBAGAI ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA




Keterampilan Menulis


Pembelajaran bahasa di sekolah pada umumnya mencakup 4 empat) keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Menurut Suparno 2009:13) Pengertian Keterampilan
Menulis adalah sebagai suatu kegiatan
penyampaian pesan
(komunikasi) dengan menggunakan
bahasa tulis sebagai
alat atau medianya. Berdasarkan konsep tersebut, dapat
dikatakan bahwa menulis
merupakan komunikasi tidak langsung yang berupa pemindahan pikiran atau
perasaan dengan memanfaatkan
grafologi, struktur bahasa,
dan kosakata dengan menggunakan simbol sehingga
dapat dibaca seperti
apa yang diwakili
oleh simbol-simbol tersebut.

Pada dasarnya menulis sama dengan berbicara,
karena materi bahasa yang digunakan sama, yaitu kata dan kalimat. Bedanya,
kalau ditulis diperlukan pengetahuan tentang ejaan dan tanda baca. Dengan
demikian menulis itu tidak lain dari upaya memindahkan bahasa lisan kedalam
wujud tulisan, dengan menggunakan lambang-lambang grafem namun seringkali pula
menulis itu dianggap sebagai suatu keterampilan berbahasa yang sulit, karena
menulis dikaitkan dengan seni kiat, sehingga tulisan tersebut dirasakan enak
dibaca, akurat, jelas, singkat. Hal ini sesuai dengan pendapat HG Tarigan (1992
: 21) berikut: "Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut, kalau mereka memahami
bahasa dan gambaran grafik itu".




Pengertian yang diuraikan diatas menandakan
bahwa unsur grafologi memang menjadi karakteristik menulis. Dengan menulis
berarti mentransfer gagasan kedalam media grafis.




Menurut M. Atar Semi (1995: 16) dengan ciri
ini, menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan kedalam
lambang-lambang tulisan. Definisi menulis yang mengangkat aspek instrumental
bahasa juga banyak dikemukakan ahli bahasa, misalnya Sabarti Akhadiah (1994: 9)
mengemukakan bahwa:




Menulis merupakan bentuk alat komunikasi
untuk menyampaikan gagasan penulis pada khalayak pembaca yang tidak terlantar
oleh jarak, tempat dan waktu.




Kecakapan menulis sebetulnya dapat menjadi
milik semua orang yang pernah menduduki bangku sekolah, karena menulis atau
mengarang pada hakekaktnya merupakan pemindahan pikiran atau perasaan kedalam
bentuk lambang-lambang bahasa. Demikian halnya dengan pendapat Suria Miharja
(1996: 2) Yang menjelaskan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan
pikiran, perasaan dan kehendak kepada orang lain secara tertulis. Menulis
adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran perasaan dan kehendak kepada orang
lain secara tertulis.




Nurjamal, dkk (2013:4) menyatakan bahwa
menulis merupakan keterampilan yang sangat kompleks. Oleh karena itu, mengombinasikan dan
menganalisis setiap unsur
kebahasaan dalam sebuah karangan
merupakan suatu keharusan
bagi penulis. Dari
sinilah akan terlihat sejauh
mana pengetahuan yang
dimiliki penulis dalam
menciptakan sebuah karangan yang
efektif. Kosakata dan
kalimat yang digunakan
dalam kegiatan menulis harus jelas agar mudah dipahami oleh pembaca. Di
samping itu, jalan pikiran dan
perasaan penulis sangat
menentukan arah penulisan
sebuah karya tulis atau
karangan yang berkualitas.
Dengan kata lain,
hasil sebuah karangan yang
berkualitas umumnya ditunjang
oleh keterampilan kebahasaan yang dimiliki seorang penulis.



Keterampilan
seseorang menggunakan bahasa
tulis sebagai alat,
baik wadah maupun media
untuk memaparkan isi
jiwanya, penghayatan, dan pengalamannya secara
teratur disebut kemampuan
menulis/mengarang. Kemampuan
menulis sangat penting
dimiliki untuk menunjang
tugas-tugas kesehariannya yang terkait dengan kegiatan tulis-menulis.
Sebagai makhluk sosial,
manusia membutuhkan berkomunikasi
dengan orang lain. Dalam
proses berkomunikasi dapat
melalui bahasa tulis
maupun bahasa lisan. Menulis
merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang
lain. Menulis merupakan
suatu kegiatan yang
produktif dan ekpresif. Dalam
kegiatan menulis ini,
penulis haruslah terampil
memanfaatkan grafolegi,
struktur bahasa, dan
kosa kata. Keterampilan
menulis ini tidak
akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik
yang banyak dan teratur.
HG. Tarigan (1992 : 22) menuturkan bahwa; prinsif
fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung
oleh karena itu, tulisan yang paling utama adalah dapat menyampaikan pesan
penulis kepada pembaca, sehingga pembaca memahami maksud yang dituangkannya
dalam tulisan.


Menulis merupakan suatu proses yang secara
sadar dilalui dan secara sadar pula dilihat hubungan satu dengan yang lain
sehingga berakhir dengan tujuan yang jelas.


M. Atar Semi (1995: 52) menyatajkan bahw amenulis
merupakan proses kreatif yang harus dilalui secara bertahap sampai pada
wujudnya sebuah Karya Tulis. Pada kenyataannya, tulisan yang dihasilkan
ditempuh melalui tahapan-tahapan yang sistematis dan terencana. Sebagai suatu
proses, menulis memiliki prosedur yang umum digunakan oleh setiap penulis.
Prosedur menulis berisi langkah-langkah menulis sistematis dan logis.


Pada konteksnya ini, baik M. Atar Semi (1995:
5) maupun Sabarti Akhadiah (1994: 2) berpendapat relatif sama, yaitu bahwa
secara garis besar prosedur penulisan dapat dilangsungkan melalui 3 (tiga)
tahap, yaitu:

1) Tahap Pratulis

2) Tahap Penulisan

3) Tahap Penyelesaian / pasca tulis


Tahap pratulis merupakan tahap sebelum
menulis sesungguhnya dilaksanakan. Tahap ini disebut tahap persiapan dan
perencanaan yang menentukan. Ada beberapa kegiatan yang harus ditempuh pada
tahap ini:

1.
Menetapkan Topik/Tema

2.
Merumuskan Judul

3.
Menentukan Tujuan Tulisan.

4.
Menentukan Sasaran Pembaca

5.
Membuat Out Line (Kerangka Karangan)


Tahap berikutnya adalah tahap penulisan.
Tahap penulisan merupakan tahap pratulis. Didalam tahap pratulis, penulis
menaksir-naksir apa yang ingin dikatakan, dan berusaha menemukan fakta-fakta
penyusunnya, mengelompokannya secara logis, menetapkan tujuan : pendeknya
berusaha "menggulati" bahan atau gagasan itu sampai akhirnya
mendapatkan suatu gambaran yang jelas tentang apa yang ingin dikatakan.


Di dalam tahap kedua, yaitu penulisan, si
penulis mulai mencurahkan gagasan ke atas kertas dengan menggunakan
lambang-lambang sebagai mediumnya.

Pada tahap ketiga, yaitu penyelesaian,
dilakukan kegiatan pembacaan kembali, penyuntingan dan pengetikan naskah jadi
untuk menghasilkan suatu naskah tulisan yang selesai, yang siap untuk
disampaikan kepada pembaca.


Tujuan Menulis


Mengetahui tujuan menulis sangat penting, sebelum
mulai menulis harus mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri. Bila banyak
telah disadari tujuan baru dapat mulai menulis. Hal ini penting karena menulis
itu merupakan pekerjaan yang memerlukan waktu dan pemikiran dan bukan suatu
permainan atau suatu rekreasi. Sebagai suatu pekerjaan harus dilakukan dengan
dorongan yang kuat. Dorongan ini muncul karena adanya tujuan yang jelas.
Disamping itu, kesempatan untuk sukses dalam menulis akan terbuka lebih luas
bila penulis memahami tujuan menulis dan selalu memegang teguh tujuan itu
selama menulis. Pada prinsipnya tujuan utama dan tulisan adalah sebagai alat
komunikasi yang tidak langsung. Menuruyt HG. Tarigan (22.23) menulis secara umum tujuan menulis adalah sebagai berikut :



  • Memberikan arahan, yakni memberikan uraian
    atau penjelasan tetang sesuatu hal yang harus diketahi oleh orang lain

  • Menjelaskan sesuatu, yakni membenkan uraian
    atau penjelasan tentang suatu hal yang harus diketahui oleh orang lain.

  • Menceritakan kejadian, yaitu memberikan
    informasi tentang suatu yang berlangsung di suatu tempat pada suatu waktu.

  • Meringkas, yaitu membuat rangkuman suatu
    tulisan sehingga menjadi lebih singkat.

  • Menyakinkan, yaitu tulisan yang berusaha
    meyakinkan orang lain agar setuju atau sependapat dengannya.



loading...







= Baca Juga =








Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai