Keterampilan berbicara |
Kegiatan pembelajaran di sekolah pada umumnya
mencakup 4 (empat) keterampilan berbahasa, yakni menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 1180) keterampilan adalah
kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Jadi, dapat disimpulkan pengertian keterampilan adalah kemampuan anak dalam melakukan berbagai aktivitas
dalam usahanya untuk menyelesaikan tugas. Keterampilan perlu dilatihkan kepada
anak sejak dini supaya di masa yang akan datang anak akan tumbuh menjadi orang
yang terampil dan cekatan dalam melakukan segala aktivitas, dan mampu
menghadapi permasalahan hidup. Selain itu mereka akan memiliki keahlian yang
akan bermanfaat bagi masyarakat.
Berbicara adalah kemampuan untuk mengucapkan
kata untuk mengekspresikan,menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan. Pengertian berbicara ini ada yang menyamakan dengan bercakap-cakap.
Berbicara dapat dilakukan oleh seorang diri sedang bercakap-cakap selalu
dilakukan oleh lebih dari seorang.
Keterampilan
berbicara
tidak terlepas dari keterampilan
menyimak. Sebelum seseorang dapat berbicara, ia harus dapat melakukan
kegiatan menyimak. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat Nurjamal, dkk (2013:4) yang menyatakan bahwa pengertian keterampilan berbicara
merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan gagasan pikiran dan perasaan
secara lisan kepada orang lain. Begitu pula dengan Tarigan (2008:45) yang
menyatakan berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang berkembang
pada kehidupan anak yang hanya dilalui oleh keterampilan menyimak, dan pada
masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari.
Berpidato sebaagi Salah satu Keterampilan Berbicara |
Suhartono, (2005: 20) mengemukakan pengertian keterampilan berbicara
adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Selanjutnya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 165) berbicara
adalah “beromong, bercakap, berbahasa, mengutarakan isi pikiran, melisankan
sesuatu yang dimaksudkan”. Bicara merupakan bentuk komunikasi yang paling
efektif, penggunaannya paling luas dan paling penting. Sejalan dengan ini
Hariydi dan Zamzami (Suhartono, 2005: 20) mengatakan berbicara pada hakikatnya
merupakan suatu proses berkomunikasi, sebab di dalamnya terjadi pesan dari
suatu sumber ke tempat lain. Dari pengertian yang sudah disebutkan dapat
disimpulkan bahwa berbicara merupakan suatu proses untuk mengekspresikan,
menyatakan, serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan, atau isi hati kepada
orang lain dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat dipahami oleh orang lain.
Menurut Suhartono (2005: 21), berbicara
merupakan bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik,
psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik. Pertama, faktor fisik yaitu
alat ucap untuk menghasilkan bunyi bahasa, seperti kepala, tangan, dan roman
muka yang dimanfaatkan dalam berbicara. Kedua, faktor psikologis dapat
mempengaruhi terhadap kelancaran berbicara. Oleh karena itu stabilitas emosi
tidak hanya berpengaruh terhadap kualitas suara tetapi juga berpengaruh
terhadap keruntutan bahan pembicaraan. Ketiga, faktor neurologis yaitu jaringan
saraf yang menghubungkan otak kecil dengan mulut, telinga dan organ tubuh lain yang
ikut dalam aktivitas berbicara. Keempat, faktor semantik yang berhubungan
dengan makna. Kelima, faktor linguistik yang berkaitan dengan struktur bahasa.
Bunyi yang dihasilkan harus disusun menurut aturan tertentu agar bermakna. Jika
kata-kata yang disusun itu tidak mengikuti aturan bahasa akan berpengaruh
terhadap pemahaman makna oleh lawan bicaranya.
Berdasarkan pengertian keterampilan dan pengertian berbicara di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan untuk
mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan, atau isi
hati kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat dipahami oleh
orang lain. Aktivitas anak yang dapat dilakukan yaitu dengan berinteraksi dan
berkomunikasi dengan orang-orang yang ada disekitarnya, sehingga dapat melatih
anak untuk terampil berbicara.
Keterampilan
berbicara
perlu dilatihkan kepada anak sejak dini, supaya anak dapat mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata sehingga mampu mengekspresikan, menyatakan,
serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan, atau isi hati kepada orang lain.
Belajar berbicara dapat dilakukan anak dengan bantuan dari orang dewasa melalui
percakapan. Dengan bercakap-cakap, anak akan menemukan pengalaman dan
meningkatkan pengetahuannya dan mengembangkan bahasanya. Anak membutuhkan reinforcement
(penguat), reward (hadiah, pujian), stimulasi, dan model atau contoh yang baik
dari orang dewasa agar kemampuannya dalam berbahasa dapat berkembang secara
maksimal. Keterampilan berbicara dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk
mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan ide, pikiran, gagasan, atau isi
hati kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat dipahami oleh
orang lain. Dalam melatih keterampilan berbicara, anak perlu dibiasakan untuk
berinteraksi dengan orang lain, sehingga anak dapat menyampaikan pikiran dan
perasaannya kepada orang lain.
Tujuan berbicara adalah untuk berkomunikasi,
agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif. Oleh karena itu seaiknya : (a)
pembicara memahami segala sesuatu yang ingim dikomunikasikan; (b) pembicara
mampu mengevaluasi efek komunitasnya terhadap oendebgar; (c) pembicara mampu
mengetahui prinsip-prinssip yang mendasari segala pembicaraan.
Untuk mendapatkan hasil pembicaraan yang
baik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pembicara, antara lain
adalah :
- Pemilihan kata-kata yang tepat dan mengena.
- Pemikiran yang sehat, urutan gagasan, urutan
gagasan yang nalar. - Struktur kalimat yang baik, jelas dan betul.
- Suara yang baik, mudah diderngar dan
dimengerti.
loading...